Search Suggest

Inilah 77 Cabang iman dalam Islam dalam kitab Tuhfatul Muluk

Assalamulaikum,

Pada saat kita kecil  kita di ajari untuk mengenal 6 rukun iman dan 5 rukun islam.  Selain kita harus mengimani tersebut ternyata iman sendiri dibagi beberapa cabang sampai 77 cabang.

Untuk penjelasan lebih lengkap kalian bisa mengunduh kitab terjemahan dibawah insyallah sangat  bermanfaat untuk kita sebagai umat islam untuk menguatkan dasar iman kita.

Agar kita semakin Cinta Allah SWT dan Nabi Muhammad Saw.

  1. Beriman kepada Allah
  2. Beriman kepada para malaikat
  3. Beriman kepada kitab Allah
  4. Beriman kepada para nabi
  5. Beriman kepada kerusakan seluruh alam semesta ( Hari Kiamat)
  6. Beriman kepada kebangkitan orang mati
  7. Beriman kepada qadar
  8. Beriman kepada hari kebangkitan
  9. Beriman keberadaan surga dan neraka
  10. Mencintai Allah
  11. Takut kepada siksa Allah
  12. Mengharap rahmat Allah Ta'ala
  13. Tawakkal
  14. Mencintai Nabi Muhammad saw
  15. Mengagungkan derajat Nabi Muhammad saw
  16. Bakhil terhadap agama Islam
  17. Mencari ilmu
  18. Menyebarkan ilmu agama
  19. Mengagungkan dan menghormati al-Quran
  20. Bersuci
  21. Menunaikan salat fardlu pada waktunya dengan sempurna
  22. Memberikan zakat kepada yang berhak dengan niat khusus
  23. Puasa Ramadlan
  24. I'tikaf
  25. Haji
  26. Jihad
  27. Murabathah
  28. Tetap berperang dan tidak lari dari medan pertempuran
  29. Memberikan seperlima dari rampasan perang
  30. Memerdekakan budak yang mukmin
  31. Membayar kafarat
  32.  Memenuhi janji
  33. Bersyukur
  34. Menjaga lidah dari omongan yang tidak pantas
  35. Menjaga Kemaluan dari hal yang dilarang Allah
  36. Menunaikan amanat kepada yang berhak
  37. Tidak membunuh orang muslim
  38. Menjaga diri dari makanan dan minuman haram
  39. Menjaga diri dari harta yang haram
  40. Menghindari pakaian, perhiasan, dan bejana yang diharamkan.
  41. Menjaga diri dari permainan yang dilarang
  42. Sederhana dalam membelanjakan harta
  43. Meninggalkan dendam dan hasud
  44. Melarang mencela orang muslim, di hadapannya atau tidak.
  45. Ikhlas dalam beramal karena Allah Ta'ala
  46. Senang sebab taat, sedih sebab kehilangan taat, dan menyesal sebab maksiat
  47. Bertaubat
  48. Menyembelih binatang kurban, aqiqah, dan hadiah.
  49. Taat kepada ulil amri (penguasa) jika perintahnya sesuai dengan kaidah syariat Islam; dan mentaati larangannya selama tidak bertentangan dengan kaidah syariat Islam
  50. Berpegang teguh pada apa saja yang disepakati jamaah
  51. Menetapkan hukum dengan adil
  52. Amar makruf nahi mungkar (menyuruh perkara yang sudah diketahui kebaikannnya dan melarang perkara yang ditentang oleh akal fikiran yang sehat)
  53. Saling membantu dalam kebajikan dan ketakwaan
  54. Malu pada Allah
  55. Berbuat baik kepada kedua orang tua
  56. Silaturrahim
  57. Berbudi pekerti yang baik
  58. Berbuat baik kepada budak belian
  59. Ketaatan budak kepada majikannya
  60. Menjaga hak isteri dan anak-anak
  61. Mencintai ahli agama
  62. Menjawab salam orang muslim
  63. Mengunjungi orang sakit
  64. Melakukan salat pada mayit muslim
  65. Membaca tasymit bagi orang yang bersin
  66. Menjauhi setiap orang yang berbuat kerusakan
  67. Memuliakan tetangga
  68. Memuliakan tamu
  69. Menutupi aurat atau cacat orang mukmin
  70. Sabar dalam ketaatan hingga selesai melaksanakannya
  71. Zuhud
  72. Cemburu dan tidak membiarkan isteri bercumbu rayu dengan laki-laki lain
  73. Berpaling dari omongan yang tidak berguna
  74. Dermawan
  75. Menghormat orang tua dan menyayangi anak muda
  76. Mendamaikan pertikaian di antara orang muslim bila dijumpai caranya
  77. Mencintai orang lain sebagaimana mencintai diri sendiri
Berikut adalah sedikit cuplikan kata dari kitab (قَا مِعُ الطُّغْيَانِ ) 
Menurut Imam asy-Syafii, jika seseorang ingin berbicara, ia harus memikirkan hal yang akan diucapkan. Jika nampak kemaslahatannya, ia boleh berbicara, dan jika ragu hendaknya tak usah bicara sehingga jelas kemaslahatannya.
Sebagian dari orang ahli makrifat berkata, Orang yang tidak bekerja
disebabkan oleh tiga alasan: malas, sibuk bertakwa, atau takut celaan dan congkak:

"Mencari pekerjaan adalah wajib seperti kewajiban mencari ilmu. Alasan mencari pekerjaan ada empat:
  •  Fardlu, yaitu mencari pekerjaan untuk mencukupi keperluan minimal bagi diri,keluarga, dan agamanya.
  • Sunnat, yaitu mencari kelebihan dari kadar kecukupan agar dapat membantu orang yang fakir atau membantu famili dan kerabat. Ini adalah lebih utama dari pada ibadah sunnat.
  • Mubah, yaitu mencari tambahan dari kadar kecukupan untuk bernikmat-nikmat dan memperindah tempat tinggal dan pakaian.
  • Haram, yaitu mencari tambahan dari kecukupan yang dapat dipergunakan untuk menyombongkan diri."
Demikianlah keterangan dari kitab "Tuhfatul Muluk".

Alhamdulilah akhirnya berada di akhir artikel Apabila artikel ini bermanfaat kamu bisa like fanspage kami dan share artikel ini ke teman kalian agar kalian juga mendapat barokah Jazakallah khairan

Wassalamualaikum.


Sumber: 

Kitab   (قَا مِعُ الطُّغْيَانِ )  

Karya Syeikh muhammad Nawawi Bin 'Umar Banten

Undergraduate at Sistem Informasi | Personal Finance | Business Development | SEO Specialist | S1 Sistem Informasi, Undiksha

Posting Komentar