Khalifah adalah jabatan tertinggi dalam kepemimpinan islam pasca rasulullah saw. wafat. mereka dipilih oleh umat islam melalui musyawarah. salah satu yang saya bahas di sini adalah prestasi yang diraih oleh abu bakar as-sidiq khalifah pertama,
Abu Bakar adalah seorang sahabat Nabi yang terkenal akan kedermawanan-nya.demi membela kaum muslimin yang tertindas di mekkah, abu bakar tak segan-segan mengeluarkan hartanya. salah satu kisah terkenal yang menggambarkan kedermawannya tentu saja ketika ia menebus bilal bin rabah dari tangan majikannya yaitu umayyah bin khalaf. lewat perantara Abu Bakar, Allah memberi pertolongan kepada Hambanya yang teguh imannya.
berikut ini adalah 4 prestasi gemilang dari khalifah Abu bakar As-sidiq :
1. Menumpas Nabi Palsu
Abu
Bakar terpilih menjadi Khalifah secara demokratis, hal ini tidak menjamin
situasi umat Islam akan stabil. Setelah nabi Muhammad Saw wafat, krisis
kepemimpinan menimbulkan gejolak perpecahan umat. Sebagian umat Islam mulai
menentang kebijakan Nabi Muhammad Saw. Mereka menciptakan ketidakstabilan umat
Islam. Khalifah Abu Bakar menetapkan kebijakan yang tegas terhadap para
pembangkan.
Ada
sekelompok orang di Madinah menyatakan keluar dari Islam mereka kembali memeluk
agama dan tradisi lama, yakni menyembah berhala. Suku-suku tersebut menyatakan
bahwa hanya memiliki perjanjian dengan Nabi Muhammad Saw. Beberapa
pemberontakan antara yang terjadi lain:
a). Sajjah binti Al Harist bin Suwaid bin Aqfan At Tamimiyah
Sajjah binti Harist adalah satu-satunya wanita yang mengaku sebagai nabi dari Bani Tamim. Ia meninggalpada tahun 55 H/675 M. Ia merupakan seorang dukun yang mengaku sebagai nabi pada zaman Abu Bakar As Sidiq. Pada masa itu pula, muncul nabi palsu seperti Malik bin Nuwairah dan Musailamah Al Kadzdzab.Pada awalnya, mereka saling bersaing. Namun, akhirnya Saijah dan Musailamah menikah serta menggabungkan dua kekuatan pasukannya. Malik bin Nuwairah pun diangkat menjadi panglima pasukan Sajjah untuk melawan pasukan Khalid bin Walid di Wadi al Battah. ia pun terbunuh pada saat tragedi
tersebut. Pasukan Musailamah pun semakin kuat dengan bergabungnya pasukan Sajjah hingga mencapai 40.000 orang. Sehingga pasukan muslim yang dipimpin oleh Ikrimah bin Abu Jahal kalah. Oleh sebab itu, Abu Bakar kembali mengirim pasukan yang dipimpin oleh Khalid bin walid .
b. Musailamah al-Kazab Mengaku sebagai
Nabi (pengikut terbanyak)
Musailamah al-Kazab mengaku dirinya
sebagai nabi. Ia didukung oleh Bani Hanifah di Yamamah. Ia mengawini Sajah yang
mengaku sebagai Nabi di kalangan Kristen. Mereka berhasil menyusun Pasukan
dengan kekuatan 40.000 orang. Khalifah Abu Bakar as Siddiq mengirimkan Ikrimah
bin Abu Jahal dan Syurahbil bin Hasanah. Pada mulanya pasukan Islam terdesak. Akan
tetapi, pasukan bantuan mereka datang dipimpin Khalid bin Walid. Pasukan
Musailamah berhasil dikalahkan 10.000 orang kaum murtad mati terbunuh, ribuan
kaum muslimin gugur dalam perang ini, termasuk penghafal Al-Qur’an. Perang ini
dinamakan Perang Yamamah dan merupakan yang paling besar diantara perang
melawan kaum murtad lainya.
c. Thulaihah bin Khuwalid al-Asadi
Mengaku sebagai Nabi
Thulaihah bin Thuwailid al-Asadi mengangap
dirinya sebagai Nabi. Pengikutnya berasal dari Bani Asad, Gatafan dan Bani
Amir. Abu Bakar ash-Shiddiq mengirimkan pasukan yang dipimpin oleh Khalid bin
Walid. Pemberontakan terjadi di dekat sumur Buzakhah. Pasukan muslim berhasil mengalahkakn
mereka.
2. Kodifikasi Al-Quran
Ketika
umat Islam kehilangan lebih dari 70 orang yang gugur di perang melawan para
pembangkang. Umar bin Khattab merasa khawatir kehilangan alQur’an. Beliau
mengusulkan kepada Abu Bakar untuk membukukan al-Qur’an. Pada awalnya Khalifah
Abu Bakar menolaknya karena Nabi Muhammad tidak pernah menyuruhnya. Tapi
setelah mendapat penjelasan dari Umar. Abu Bakar menerimnya. Abu Bakar as Siddiq
dengan menunjuk Zaid bin Tsabit sebagai pemimpin pengumpulan.
Setelah
pengumpulan ayat-ayat Al-Qur’an selesai, mushaf disimpan Khalifah Abu Bakar
ash-Shiddiq. Setelah Abu Bakar ash-Shiddiq meninggal dunia, mushaf tersebut
disimpan oleh Hafsah binti Umar, putri Umar bin Khattab dan salah seorang istri
Rasulullah.
3). Perluasan Wilayah Islam yang baru
Khalifah
Abu Bakar melanjutkan penyebaran Islam ke Syiria yang dipimpin oleh Usamah bin
Zaid bin Haritsah. Panglima ini telah dipersiapkan sebelumnya pada masa Nabi
Muhammad Saw sempat tertunda karena Nabi wafat. Pada masa Abu Bakar, pasukan
ini bergerak dari negeri Qudha’ah, lalu memasuki kota Abil.
Khalifah
Abu Bakar merencakan penyebarannya ke wilayah yang dikuasai kekaisaran Persia
dan Byzantium.
Beliau mengirimkan dua panglima yaitu Khalid bin Walid dan
Musana bin Harits. Mereka mampu menguasai Hirah dan beberapa kota lainya yaitu
Anbar, Daumatul Jandal dan Fars.
Peperangan
dihentikan setelah Abu Bakar ash-Shiddiq memeerintahkan Khalid bin Walid
berangkat menuju Suriah. Ia diperintahkan untuk membantu pasukan muslim yang
mengalami kesulitan menghadapi pasukan Byzantium yang sangat besar. Komando
pasukan dikemudian dipegang oleh Musanna bin Haritsah.
Kekaisaran
Byzantium dijadikan kota Damaskus, Syiria sebagai pusat pemerintahan di wilayah
Arab dan sekitarnya untuk menghadapi mereka.
Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq
mengirimkan beberapa pasukan yaitu:
- Pasukan Yazid bin Abu Sufyan ke Damaskus
- Pasukan Amru bin As ke Palestina
- Pasukan Syurahbil bin Hasanah ke Yordania
- Pasukan Abu Ubaidah bin Jarrah ke Hims.
Ketika
itu pasukan Islam berjumlah 18.000. Pasukan Romawi berjumlah 240.000 orang.
Pasukan Islam mengalami kesulitan.
Khalifah Abu Bakar segera memerintahkan
Khalid bin Walid berangkat menuju Syam. Perjalanan mereka selama 18 hari
melewati 2 lembah padang pasir yang belum pernah dilewatinya.
Pertempuran
akhirnya pecah di pingggir sungai Yarmuk, sehingga dinamakan perang Yarmuk.
Ketika perang sedang terjadi ada kabar bahwa Abu Bakar meninggal .
Beliau
digantikan Umar bin Khattab. Khalid bin Walid kemudian digantikan oleh Abu
Ubaidah bin Jarrah. Peperangan ini dimenangkan oleh Pasukan Islam dan menjadi
kunci utama runtuhnya kekuasaan Byzantium di Tanah Arab.
4). perang riddah
Perang Riddah juga disebut Perang Melawan Kemurtadan, adalah serangkaian kampanye militer melawan pemberontakan beberapa suku Arab.
Perang ini dilancarkan oleh Khalifah Abu Bakar selama tahun 632 dan 633 M, setelah kematian nabi Islam, Muhammad.Pemberontakan-pemberontakannya, dalam historiografi Islam pada masa itu
dianggap bersifat keagamaan, dikarenakan ada salah seorang pengikut
Muhammad yang kemudian mengaku sebagai seorang nabi yaitu, Musaylimah.
Kemudian menurut pendapat penulis asal barat, pemberontakan-pemberontakan itu lebih bersifat politis, dan pemberontakan itu juga memiliki aspek keagamaan lainnya yaitu, Madinah telah menjadi pusat sistem sosial dan politik,
yang di dalamnya agama menjadi bagian penting;
akibatnya tidak
terelakkan lagi bahwa reaksi melawan sistem ini juga memiliki aspek
keagamaan