Search Suggest

unsur fisik puisi Lengkap beserta pengertian

Unsur fisik meliputi hal-hal sebagai berikut.Diksi (Pemilihan Kata) Kata-kata yang digunakan dalam puisi merupakan hasil pemilihan yang sangat cermat. Kata-katanya merupakan hasil pertimbangan, baik itu makna, susunan bunyinya,

zetsu13 - hallo semua bagaimana kabarnya mudah- mudahn baik- baik saja oke kali ini saya akan membahas tentang unsur fisik puisi

Unsur Fisik
Unsur fisik meliputi hal-hal sebagai berikut.

A).  Diksi (Pemilihan Kata)

Kata-kata yang digunakan dalam puisi merupakan hasil pemilihan yang sangat cermat. Kata-katanya merupakan hasil pertimbangan, baik itu makna, susunan bunyinya, maupunhubungan kata itu dengan kata-kata lain dalam baris dan baitnya.Kata-kata memiliki kedudukan yang sangat penting dalam puisi. Kata kata dalam puisi bersifat konotatif dan ada pula kata-kata yang berlambang. Makna dari kata-kata itu mungkin lebih dari satu. Kata-kata yang dipilih hendaknya bersifat puitis, yang memunyai efek keindahan, bunyinya harus indah dan memiliki keharmonisan dengan kata-kata lainnya (Waluyo, 1987:106).

1 . Kata Konotasi
Kata konotasi adalah kata yang bermakna tidak sebenarnya. Kata itu telah  mengalami penambahan-penambahan, baik itu berdasarkan pengalaman, kesan, imajinasi, dan sebagainya. Kata-kata dalam puisi banyak menggunakan makna konotatif atau kiasan terkadang ada yang merupakan suatu perbandingan.

2. Kata – Kata Berlambang
Lambang atau simbol adalah sesuatu seperti lambang, tanda, ataupun kata yang menyatakan maksud tertentu, sering digunakan penyair dalam puisinya contoh, puisi Hujan Bulan Juni didalamnnya terdapat lambang-lambang itu, misalnya dinyatakan dengan kata hujan dan bunga. Hujan merupakan
perlambangan bagi „kebaikan‟ atau „kesuburan‟. Sementara itu, bunga bermakna keindahan‟.

b.Pengimajinasian
Pengimajinasian adalah kata atau susunan kata yang dapat menimbulkan  khayalan atau imajinasi. Dengan daya imajinasi tersebut, pembaca seolah-olah merasa, mendengar, atau melihat sesuatu yang diungkapkan penyair. Dengan kata-kata yang digunakan penyair, pembaca seolah-olah:
1. mendengar suara (imajinasi auditif)
2. melihat benda-benda (imajinatif visual), atau
3. meraba dan menyentuh benda-benda (imajinasi taktil)
 
c. Kata Konkret
Kata-kata harus diperkonkret atau diperjelas, jika penyair mahir memperkonkret kata-kata, maka pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasa apa yang dilukiskan penyair. Pembaca dapat membayangkan secara jelas  keadaan yang dilukiskan, setiap penyair berusaha mengonkretkan hal yang ingin dikemukakan agar pembaca membayangkan dengan lebih hidup apa yang dimaksudnya. Cara yang digunakan oleh setiap penyair berbeda dari cara yang digunakan oleh penyair lainnya. Pengonkretan kata ini erat hubungannya dengan pengimajian, pelambangan dan pengiasan. Ketiga hal itu juga memanfaatkan gaya bahasa untuk memperjelas apa yang ingin dikemukakan.

d. Bahasa Figuratif ( Majas)
Penyair menggunakan bahasa yang bersusun-susun atau berpigura sehingga disebut bahasa figuratif yang menyebabkan puisi menjadi prismatis artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna.
Majas (figurative language) ialah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu
dengan cara membandingkan dengan benda atau kata lain. Majas mengiaskan atau mempersamakan sesuatu dengan hal yang lain. Maksudnya, agar gambaran benda yang dibandingkan itu lebih jelas. Misalnya, untuk menggambarkan keadaan ombak, penyair menggunkan majas personifikasi.
Majas menjadikan suatu puisi lebih indah. Bahasa figuratif dipandang lebih efektif untuk menyatakan apa yang dimaksud penyair, karena:

(1) bahasa figuratif mampu menghasilkan kesenangan imajinatif;
(2) bahasa figuratif adalah cara untuk menghasilkan imaji tambahan dalam puisi, sehingga yang abstrak jadi konkret dan menjadikan puisi lebih nikmat dibaca; 
(3) bahasa figuratif adalah cara menambah intensitas perasaan penyair untuk puisinya dan menyampaikan sikap penyair; 
(4) bahasa figuratif adalah cara untuk mengonsentrasikan makna yang hendak disampaikan dan cara menyampaikan sesuatu yang banyak dan luas dengan bahasa yang singkat (Perrine dalam Waluyo, 1987:115).

e. Versifikasi (Rima, Ritma, dan Metrum)
Bunyi dalam puisi menghasilkan rima dan ritma. Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi. Digunakan kata rima untuk mengganti istilah persajakan pada sistem lama karena diharapkan penempatan bunyi dan pengulangannya tidak hanya pada akhir setiap baris, namun juga untuk keseluruhan baris dan bait.
     Dalam ritma pemotongan-pemotongan baris menjadi frasa yang berulang ulang, merupakan unsur yang memperindah puisi itu. Ritma puisi berbeda dari metrum (matra), metrum berupa pengulangan tekanan kata yang tetap dan bersifat statis. Ritma berasal dari bahasa Yunani rheo yang berarti gerakan-gerakan air yang teratur, terus-menerus, dan tidak putus-putus (mengalir terus).
Situmorang ( 1983: 22),
     ritma ialah iramasedangkan rima adalah sajak (persamaan bunyi). Peranan irama dan rima dalam puisi sangat penting dan sangat erat hubungannya dengan tema, rasa, nada, dan amanat.
Dalam kepustakaan Indonesia, ritma atau irama adalah turun naiknya suara secara teratur, sedangkan rima atau sajak adalah persamaan bunyi (Tarigan, 1991:34-35).

f. Tata Wajah (Tipografi)
Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan
drama. Larik-larik puisi tidak membangun periodisitet yang disebut paragraf,
namun membentuk bait. Baris puisi tidak bermula dari tepi kiri dan berakhir ke
tepi kanan baris.
     Tepi kiri atau tepi kanan dari halaman yang memuat puisi
belum tentu terpenuhi tulisan, hal ini tidak berlaku untuk tulisan berbentuk
prosa. Baris-baris prosa dapat saja disusun seperti tipografi puisi, namun
makna prosa tersebut akan berubah menjadi lebih kaya, jika prosa itu
ditafsirkan sebagai puisi. Sebaliknya, jika tetap menafsirkan puisi sebagai
prosa, tipografi tersebut tidak berlaku.
     Cara sebuah teks ditulis sebagai larik-larik yang khas menciptakan makna tambahan yang diperkuat oleh penyajian tipografi puisi. Dalam puisi-puisi kontemporer seperti karya-karya Sutardji
Calzoum Bachri, tipografi itu dipandang begitu penting sehingga menggeser
kedudukan makna kata-kata.
Perkenalkan Nama saya irhan hisyam dwi nugroho saat ini menjadi mahasiswa di program studi Sistem Informasi di Universitas Pendidikan Ganesha

Posting Komentar